Rabu, 26 Agustus 2015

4 Kiat Memutar Bayi yang Sungsang

4 Kiat Memutar Bayi yang Sungsang

 Betapa menyenangkan menanti hari-hari kelahiran janin yang berada di dalam rahim. USG tiap bulan yang dilakukan, membuat ayah dan bunda merasa dekat dengannya dan terkadang membayangkan rupanya. Apakah ia seperti ayah, atau seperti bunda?
Setiap USG, baik ayah dan bunda berdebar-debar menunggu pemeriksaan dokter. Apakah dia normal? Apakah berat badannya cukup? Apakah jenis kelaminnya, laki-laki atau perempuan? Apakah posisinya dr rochelle skin expert sudah serasi? dan “apakah-apakah” lainnya yang menimbulkan tanya dan kekhawatiran.
dr rochelle skin expert

 Kebersamaan bunda dengan si janin memang lah lah menimbulkan perasaan dekat tapi kebersamaan itu tak mampu membuat bunda dan pula ayah yakin dgn trick apa keadaannya sesungguhnya. Hanya upaya maksimallah yang mampu dilakukan sembari konsisten berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya bunda dan si janin diberi kesehatan dan kelancaran dalam melalui hari demi hari menjelang persalinan.
 Di dalam rahim, bayi menikmati tempatnya dengan cara berjungkir balik sambil sesekali mengisap jempolnya. Berenang-renang di dalam cairan ketuban adalah kesukaan yg lain. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan dan bertambahnya berat badannya, lama-kelamaan ruangan geraknya menjadi lebih terbatas. Si jabang bayi hanya sanggup menyikut dan menendang saja.
 Memasuki minggu ke 36-37, janin umumnya mengatur posisinya secara alamiah. Kepalanya akan berada di bawah. Namun Sayang tak semuanya “setuju” dengan posisi itu. Ada yang konsisten dengan posisi kepala di atas (lebih kurang 3-4%). Posisi inilah yang dikenal dengan istilah sungsang (terbalik).

 *Pada posisi ini, kaki atau bokong dari si jabang bayi berada di rongga panggul dan mulut rahim (cervix) bundanya. Dengan demikian, dalam proses persalinan normal, beliau akan lahir bersama posisi kaki atau bokong keluar lebih dulu. Factor yang dianggap kelainan dikarenakan menyulitkan ibu dan bayi ini disebabkan oleh 2 perihal :

 -Faktor yang berasal dari bunda. Perihal yang berasal dari bunda ini dapat disebabkan oleh kondisi rahim yang longgar. Bunda yang sudah pernah hamil diawal mulanya umumnya memiliki rahim yang lebih longgar sehingga jabang bayi gampang berputar-putar di dalamnya. selain itu, dapat juga disebabkan oleh ukuran rongga panggul yang mungil(panggul, bagian dalam tubuh bunda, bukan pinggul luar), tumor (miom), atau letak plasenta yang dibawah.
 -Faktor yang berasal dari janin. Faktor ini bisa saja berjalan seandainya ukuran janin lebih besar daripada ukuran rahim ibu. Saat dapat memasuki rongga panggul menuju posisi normal menjelang persalinan, beliau terpental kembali dan tak mampu lagi berputar ke bawah. Akan pula terjadi seandainya janin mengalami kelainan volume otak (anensefali), kondisi ini menyebabkannya sulit turun ke bawah. Kehamilan kembar juga berisiko sungsang.

 *Jangan terburu-buru menyetujui persalinan dgn trick operasi. Janin tetap dapat diupayakan lahir bersama kiat normal dgn catatan :

 Bobot badan janin 2,5 – 3,5 kg. Kalau bobotnya di atas itu, disarankan persalinan caesar utk menghindari cedera otot leher bayi.
Bila posisi kepala janin kelihatan menunduk (melalui pemeriksaan USG). Apabila menengadah dan dipaksakan lahir normal, risikonya bayi mengalami patah tulang punggung bagian atas dan menyebabkan radang otak.
 Persalinan bunda bukan merupakan persalinan pertama lantaran pada persalinan setelah persalinan (normal) perdana kali, panggul sudah lebih “berpengalaman” dilalui oleh janin.
 Upaya “manipulasi putar” tetap bisa diupayakan kalau ketiga faktor itu di atas terpenuhi. Tapi tidak kepada seluruh bunda bakal diupayakan manipulasi putar ini. Ada 3 kondisi bunda yang tak boleh mengalami manipulasi putar dgn trik manual, merupakan :

 Bunda penderita hipertensi.
 Bunda yang pernah menjalani operasi caesar.
 Bunda yang miliki kasus plasenta di bawah.

 *Di luar daripada itu, bunda sanggup cobalah teknik-teknik berikut (seperti yang dimuat dalam majalah Parents Guide Vol II No. 8/2004) :

 -Knee-Chest Position. Dilakukan seperti sedang bersujud. Kepala di bawah dan bokong menungging. Ini dilakukan sejumlah 3 kali sehari, selama 10 – 15 menit.
 -Pelvic Rocking. Dilakukan dengan cara berlutut bersama tangan dan lutut, mirip posisi anjing duduk. Pelan-pelan angkat panggul sampai punggung lurus, dahulu kembali ke posisi semula agar panggul rileks. Dilakukan sebanyak 3 kali sehari, sejumlah 30 -40 kali.
 -Slantboard Tilt. Berbaring dengan meletakkan bantal dibawah punggung. Angkat pinggul sambil menekuk lutut dan bertumpu pada kedua telapak kaki. Rileks dan ambil napas dalam-dalam. Dilakukan jumlahnya 3 kali sehari selama 10-15 menit, di usia kehamilan 32-35 minggu.
 -Merangkak. Dilakukan 2-3 kali sehari, sewaktu 10 menit. Jalankan bersama rileks.
Yang namanya berusaha harus dilakukan semaksimal bisa saja, hasil akhirnya ayah dan bunda serahkan kepada Tuhan. Yang tak kalah pentingnya dalam menanti hadirnya sang buah hati adalah ketenangan hati ayah dan bunda biar mental semakin siap menghadapi kebersamaan dengan sang buah hati.

 4 Cara Memutar Bayi yang Sungsang

 Betapa menyenangkan menanti hari-hari kelahiran janin yang berada di dalam rahim. USG tiap bulan yang dilakukan, membuat ayah dan bunda merasa dekat dengannya dan terkadang membayangkan rupanya. Apakah ia seperti ayah, atau seperti bunda?
Setiap USG, baik ayah dan bunda berdebar-debar menunggu pemeriksaan dokter. Apakah dia normal? Apakah berat badannya pass? Apakah tipe kelaminnya, laki-laki atau perempuan? Apakah posisinya sudah tepat? dan “apakah-apakah” lainnya yang menimbulkan tanya dan kekhawatiran.
 Kebersamaan bunda bersama si janin memang lah menimbulkan perasaan dekat tetapi kebersamaan itu tak dapat membuat bunda dan juga ayah yakin bagaimanakah keadaannya sesungguhnya. Hanya upaya maksimallah yang dapat dilakukan sembari masihlah berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya bunda dan si janin diberi kesehatan dan kelancaran dalam melalui hari demi hari menjelang persalinan.
 Di dalam rahim, bayi menikmati tempatnya dengan cara berjungkir balik sambil sesekali mengisap jempolnya. Berenang-renang di dalam cairan ketuban adalah minat yg lain. Namun seiring bertambahnya usia kehamilan dan bertambahnya berat badannya, lama-kelamaan tempat geraknya menjadi lebih terbatas. Si jabang bayi hanya mampu menyikut dan menendang saja.
 Memasuki minggu ke 36-37, janin rata rata mengatur posisinya secara alamiah. Kepalanya dapat berada di bawah. Di Sayangkan tak semuanya “setuju” dgn posisi itu. Ada yang tetap bersama posisi kepala di atas (lebih kurang 3-4%). Posisi inilah yang dikenal bersama istilah sungsang (terbalik).

 *Pada posisi ini, kaki atau bokong dari si jabang bayi berada di rongga panggul dan mulut rahim (cervix) bundanya. Dengan demikian, dalam proses persalinan normal, ia bisa lahir dgn posisi kaki atau bokong keluar lebih dulu. Hal yang dianggap kelainan dikarenakan menyulitkan ibu dan bayi ini disebabkan oleh 2 perihal :

 -Faktor yang berasal dari bunda. Perihal yang berasal dari bunda ini bisa disebabkan oleh kondisi rahim yang longgar. Bunda yang sudah pernah hamil diawal mulanya rata rata memiliki rahim yang lebih longgar sehingga jabang bayi mudah berputar-putar di dalamnya. selain itu, juga dapat disebabkan oleh ukuran rongga panggul yang kecil(panggul, bagian dalam tubuh bunda, bukan pinggul luar), tumor (miom), atau letak plasenta yang dibawah.
 -Faktor yang berasal dari janin. Elemen ini mampu saja berjalan jikalau ukuran janin lebih agung daripada ukuran rahim ibu. Saat dapat memasuki rongga panggul menuju posisi normal menjelang persalinan, dia terpental kembali dan tak sanggup lagi berputar ke bawah. Akan pun berlangsung seandainya janin mengalami kelainan volume otak (anensefali), kondisi ini menyebabkannya sulit turun ke bawah. Kehamilan kembar serta berisiko sungsang.

 *Jangan terburu-buru menyetujui persalinan bersama trick operasi. Janin masihlah sanggup diupayakan lahir dgn trick normal dengan catatan :

 Bobot badan janin 2,5 – 3,5 kg. Seandainya bobotnya di atas itu, disarankan persalinan caesar buat menghindari cedera otot leher bayi.
Apabila posisi kepala janin nampak menunduk (melalui pemeriksaan USG). Kalau menengadah dan dipaksakan lahir normal, risikonya bayi mengalami patah tulang punggung bagian atas dan menyebabkan radang otak.
 Persalinan bunda bukan merupakan persalinan perdana karena terhadap persalinan setelah persalinan (normal) mula-mula kali, panggul sudah lebih “berpengalaman” dilalui oleh janin.
 Upaya “manipulasi putar” masihlah mampu diupayakan seandainya ke-3 perihal itu di atas terpenuhi. Tapi tidak terhadap seluruhnya bunda dapat diupayakan manipulasi putar ini. Ada 3 kondisi bunda yang tak boleh mengalami manipulasi putar bersama trick manual, yakni :

 Bunda penderita hipertensi.
 Bunda yang pernah menjalani operasi caesar.
 Bunda yang punyai kasus plasenta di bawah.

 *Di luar daripada itu, bunda sanggup cobalah teknik-teknik berikut (seperti yang dimuat dalam majalah Parents Guide Vol II No. 8/2004) :

 -Knee-Chest Position. Dilakukan seperti sedang bersujud. Kepala di bawah dan bokong menungging. Ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari, sewaktu 10 – 15 menit.
 -Pelvic Rocking. Dilakukan dengan cara berlutut dengan tangan dan lutut, mirip posisi anjing duduk. Pelan-pelan angkat panggul sampai punggung lurus, dahulu kembali ke posisi semula biar panggul rileks. Dilakukan sejumlah 3 kali sehari, sebanyak 30 -40 kali.
 -Slantboard Tilt. Berbaring dengan meletakkan bantal dibawah punggung. Angkat pinggul sambil menekuk lutut dan bertumpu pada kedua telapak kaki. Rileks dan ambil napas dalam-dalam. Dilakukan sejumlah 3 kali sehari selagi 10-15 menit, di usia kehamilan 32-35 minggu.
 -Merangkak. Dilakukan 2-3 kali sehari, selama 10 menit. Melakukan dengan rileks.
Yang namanya berikhtiar harus dilakukan semaksimal mungkin, hasil akhirnya ayah dan bunda serahkan kepada Tuhan. Yang tak kalah pentingnya dalam menanti hadirnya sang buah hati yaitu ketenangan hati ayah dan bunda agar mental semakin siap menghadapi kebersamaan dengan sang buah hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog